Sabtu, 30 Januari 2010

Makalah Psikologi Pendidikan: “Asesmen Hasil Belajar”

BAB 1
LATAR BELAKANG

A. PENDAHULUAN
Dewasa ini istilah asesmen banyak digunakan dalam kegiatan evaluasi, terutama setelah diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum ini memiliki karakteristik tertentu baik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun evaluasi pembelajaran. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kurikulum ini tidak hanya mempersyaratkan penggunaan tes formal seperti halnya yang baisa digunakan selama ini, melainkan juga evaluasi alternative yang dinamakan dengan asesmen portofolio (autentik) maupun asesmen kinerja (performance). Pemakalah ingin membahas bagaimana asesmen belajar beserta prosedur penerapannya dengan baik dan benar.

B. PERMASALAHAN
1. Pengertian asesmen belajar.
2. Tujuan asesmen belajar.
3. Prinsip-prinsip dalam asesmen.
4. Asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya.
5. Asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya.

C. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
1. Menjelaskan pengertian asesmen belajar.
2. Menjelaskan tujuan asesmen .
3. Menjelaskan prinsip-prinsip asesmen.
4. Menjelaskan konsep asesmen kinerja beserta prosedur penerapannya .
5. Menjelaskan konsep asesmen portofolio beserta prosedur penerapannya



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Asesmen merupakan proses mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta didik. Ada berbagai pendapat mengenai asesmen, diantaranya adalah:
1. Khan, Hardas, dan Ma (2005)
Menyatakan bahwa asesmen merupakan prosesmendokumentasikan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan keyakinan.
2. NAEYC (1990)
Menyatakan bahwa asesmen merupakan proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian pekerjaan yang dilakukan peserta didik dan cara-cara peserta didik mengerjakannya, untuk dijadikan sebagai dasar dari berbagai pembuatan keputusan pendidikan yang mempengaruhi anak
3. Dodge dan Bickart (1994)
Menyatakan bahwa asesmen merupakan proses memperoleh informasi tentang anak untuk membuatkeputusan tentang pendidikannya
4. Hills (1992)
Menyatakan bahwa asesmen terdiri atas tahap pengumpulan data tntang perkembangan dan belajar peserta didik, menentukan kebermaknaan tujuan program, memadukan informasi kedalam perencanaan program, dan mengkomunikasikan temuan kepada orang tua dan pihak-pihak yang berkepentingan

B. Sejarah Asesmen
Kegiatan asesmen muncul pertama kali di Cina pada tahun 206 sebelum masehi ketika dinasti Han memperkenalkan ujian untuk membantu proses seleksi pegawai kerajaan. Di Eropa, ujian yang dilakukan selama abad pertengahan digunakan untuk membantu seleksi calon pendeta dan kesatria, dan anak-anak sekolah diuji pengetahuan tentang katekismus. Amerika Serikat memperkenalkan ujian tertulis pada tahun 1830an dalam upaya mengurangi subjektifitas asesmen.

C. Tujuan Asesmen
Asesmen pembelajaran memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses (Herman, Aschbacher, and Winters, 1992). Tujuan pembelajaran asesmen pada dasarnya tergantung pada penggunaan jenis-jenis asesmen. Ada empat jenis asesmen dalam pembelajaran, yaitu
1. Asesmen Formatif dan Sumatif
Asesmen sumatif biasanya dilaksanakan diakhir pembelajaran, dan digunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik. Asesmen formatif umumnya dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Asesmen objektif dan subjektif
Asesmen bentuk objektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban yangbenar. Asesmen subjektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar.
3. Asesmen acuan patokan dan acuan normative
Asesmen acuan patokan, biasanya menggunakan tes acuan patokan, merupakan asesmen yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Prosedur asesmen acuan patokan mencakup aturan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
i. Identifikasi hasil belajar yang diharapkan
ii. Rumuskan criteria criteria
iii. Rencanakan kegiatan belajar yang membantu peserta didik memperoleh pengetahuan atau ketrampilan
iv. Sebelum kegiatan belajar berlangsung, komunikasikan kriteria tersebut dan pekerjaan yang akan diakses
v. Berikan contoh tingkat kinerja yang diinginkan
vi. Impelementasikan kegiatan belajar
vii. Gunakan beberapa metode asesmen berdasarkan tugas yang diberikan
viii. Kaji kembali data asesmen dan evaluasi masing-masing tingkat kinerja peserta didik atau kualitas pekerjaan dengan menggunakan criteria
ix. Apabila diperlukan, berikan tanda huruf yang menunjukkan pemenuhan hasil belajar peserta didik terhadap criteria
x. Laporkan hasil asesmen kepada peserta didik dan orang tua
Asesmen acuan normatif atau dikenal dengan penentuan rangking berdasarkan kurva normal, biasanya menggunakan tes acuan normative, tidak digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Asesmen formal dan informal
Asesmen formal biasanya diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis. Asesmen informal tidak dimaksudkan untuk menentukan rangking akhir peseta didik

D. Prinsip-prinsip Asesmen
Prinsip dalam menerapkan asesmen ada tujuh macam, prinsip-prinsip tersebut memberikan visi tentang cara-cara mentransformasikan asesmen sebagai bagian dari reformasi sekolah dengan focus utama pada perbaikan asesmen kelas untuk mendukung belajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar peserta didik
2. Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik
3. Objektif bagi semua peserta didik
4. Kolaborasi profesional
5. Partisipasi Komite Sekolah dalam Pengembangan Asesmen
6. Keteraturan dan Kejelasan Komunikasi mengenai Asesmen
7. Peninjauan Kembali dan Perbaikan Asesmen

E. Asesmen Autentik
Asesmen berbasis kinerja merupakan bentuk ujian dimana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau membuat produk atau mendemonstrasikan keterampilan atau menampilkan kemampuan. Penerapan asesmen berbasis kinerja mempersyaratkan peserta didik secara aktif menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan tingkat tinggi yang telah dimiliki dalam memecahkan masalah yang bersifat realistik atau autentik. Asesmen kinerja umumnya mendekati kehidupan nyata, dimana peserta didik harus mengerjakan tugas dalam batas waktu tertentu.
Asesmen autentik merupakan jenis asesmen kinerja. Nama autentik diperoleh dari focus teknik evaluasi yang digunakan untuk mengukur tugas-tugas kompleks, relevan, dan di dalam dunia nyata. Asesmen autentik dapat berbentuk karya ilmiah dan memperbaiki karya tulis ilmiah, memberikan analisis tentang peristiwa-peristiwa secara tertulis atau lisan, berkolaborasi dengan orang lain dalam melaksanakan penelitian. Tugas-tugas tersebut mempersyaratkan peserta didik mensintesis pengetahuan dan membuat jawaban dengan benar. Validitas asesmen autentik didasarkan pada relevansi materi yang tersaji di dalam kurikulum dengan keterterapannya dalam dunia nyata. Asesmen autentik itu dapat memperoleh reabilitas tinggi bila menggunakan criteria evaluasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Asesmen kinerja memiliki kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, memperbaiki prestasi belajar, meningkatkan standar akademik, dan meningkatkan pengembangan kurikulum yang lebih terpadu. Tahap-tahap yang harus dilalui dalam melaksanakan asesmen kinerja adaalah sebagai berikut:
1. Identifikasi hasil pembelajaran
2. Kembangkan tugas-tugas yang dapat dilakukan peserta didik dalam mempelajari tujuan pembelajaran.
3. Identifikasi hasil belajar tambahan yang didukung oleh tugas
4. Rumuskan criteria dan tingkat kinerja untuk mengevaluasi kinerja peserta didik

F. Asesmen Portofolio
Asesmen portofolio merupakan bentuk evaluasi kinerja yang paling popular. Portofolio biasanya berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya peserta didik. Portofolio yang dirancang dengan baik berisi karya peserta didik yang berkaitan dengan tugas-tugas instruksional, dan mencerminkan pencapaian tujuan kurikulum. Sebagai produk dari kegiatan pembelajaran, portofolio menggambarkan keterampilan berpikir komples dan belajar kontekstual. Pembuatan portofolio dapat digunakan untuk merekam karya peserta didik, mengkomunikasikan pekerjaannya, dan menghubungkan pekerjaanpeserta didik dengan konteks yang lebih luas. Portofolio dapat dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik, meningkatkan belajar melalui refleksi dan asesmen diri, dan digunakan untuk menilai proses menulis dan berpikir peserta didik. Isi portofolio dapat digunakan untuk mengukur kebutuhan peserta didik tertentu atau pada bidang-bidang tertentu.
Portofolio dapat dievaluasi dengan dua cara yakni yang pertama, evaluasi berbasis kriteria. Kemajuan peserta didik dibandingkan dengan standar kinerja yang sesuai dengan kinerja peszerta didik lainnya, atau kurikulum. Teknik evaluasi yang kedua adalah mengukur kemajuan peserta didik individual pada periode waktu tertentu. Teknik ini digunakan s=asesmen perubahan pengetahuan atau ketermpilan peserta didik.
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengases portofolio. Metode evaluasi portofolio dapat dioperasionalkan dengan menggunakan rubric, yakni pedoman penskoran yang berisi rumusan semua dimensi yang diases. Rubric dapat berbentuk holistic yang menghasilkan skor tunggal atau dapat berbentuk analitik yang bmenghasilkan beberapa skor. Penentuan rangking yang bersifat holistic, kadang-kadang menggunakan asesmen portofolio, didasarkan pada kesan umum dari suatu kinerja. Beberapa masalah berkenaan dengan asesmen portofolio. Salah satunya adalah ketika asesmen ini digunakan dalam skala besar, karena portofolio memerlukan banyak waktu dan biaya dalam melaksanakan evaluasi, terutama bila dibandingkan dengan jenis evaluasinya.
Ada berbagai cara untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan objektivitas dan reliabilitas asesmen portofolio. Pertama, ketika menilai kinerja, penggunaan rentang skor kecil, dapat menghasilkan skor yang lebih reliable jika dibandingkan dengan penggunaan rentang skor yang lebih besar. Kedua, peningkatan objektivitas asesmen portofolio dapat menggunakan beberapa evaluator. Ketiga, untuk menguji reliabilitas kor adalah menilai kembali portopolio selama periode waktu tertentu.dalam menerapkan asesmen portofolio, ada beberapa tahap yang harus dilalui, yaitu:
1. Perencanaan dan pengoorganisasian
a. Kembangkan perencanaan portofolio yang bersifat fleksibel
b. Rencanakan waktu secukupnya agar peserta didik mempersiapkan dan mendiskusikan aspek-aspek portofolio.
c. Mulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik, kemudian semakin meningkat sejalan dengan apa yang dipelajari peserta didik.
d. Pilih aspek-aspek yang dimasukkan di dalam portofolio yang mampu menunjukkan kemajuan peserta didik atau penguasaan tujuan pembelajaran
e. Pilih setidaknya dua aspek yakni indicator yang diperlukan atau aspek-aspek inti, dan sampel pekerjaan yang dipilih.
2. Implementasi
a. Lekatkan perkembangan aspek-aspek portofolio di dalam kegiatan kelas yang sedang berlangsung untuk menghemat waktu.
b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik untuk mempersiapkan,menilai, dan menyimpan portofolio.
c. Catat komentar pendidik dan peserta didik dengan segara terhadap portofolio tersebut.
d. Selektif dalam artian bukan sebagai kumpulan sampel karya peserta didik yang sembarangan.
3. Hasil
a. Analisis aspek-aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
b. Gunakan informasi portofolio itu untuk mendokumentasikan kegiatan belajar peserta didik, untuk disampaikan kepada orang tua, dan memperbaiki pembelajaran di kelas.























BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta didik. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi peserta didik. Dalam pemakaian paling sempit, asesmen disamakan dengan ujian. Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses.
Asesmen ada dua macan, asesmen autentik (asesmen kinerja) dan asesmen portfolio. Asesmen autentik memilii kemampuan untuk mengetahui minat peserta didik, meningkatkan prestasi belajar, meningkatkan standar akademik, dan meningkatkan pengembangan kurikulum yang lebih terpadu, sedangkan asesmen portfolio merupakan hasil evaluasi kerja.
Dalam kegiatan belajar mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting, karena selain dapat mengevaluasi hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi penambah semangat bagi peserta didik agar mencapai hasil yang maksimal.

B. SARAN
Saran yang bisa kami berikan terhadap pembaca adalah kita sebagai colon guru hendaknya mengerti dan benar-benar paham mengenai asesmen, karena asesmen akan sangat bermanfaat saat kita bekerja nanti. Mengingat masa depan yang akan kita hadapi tentu akan berbeda dengan masa yang sedang kita jalani sekrang ini, maka dengan mengetahui asesmen ini, kita bisa mengevaluasi cara kerja kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar